Minggu, 02 Maret 2014

Poetry Slam

Beginilah cara saya membaca puisi dalam ajang Poetry Slam yang digelar Goethe Institut dalam rangka memeringati 10 Tahun Seri Puisi Jerman di Selasar Sunaryo Art Space Bandung, 18 Februari 2014.






Karya F. Aziz Manna
Generasi 90

mencintai cinta seperti tak menyintainya, memimpikan mimpi seperti tak memimpikannya, mengharap harapan seperti tak berharap, dan mereka datang seperti tak pernah datang

kami tumbuh di era 90, dimana pikiran digembalakan serbuk kapur, penggaris kayu panjang, dan papan tulis hitam, gunung, awan, burung, sawah, kelokan jalan, seragam, dunia memaksa kami melangkah pada jalan yang begitu susah, tangan pemberi dan pembeli tak ada bedanya, langkah pencari dan pencuri begitu kembar detaknya, mimpi jadi begitu buruk, dia yang bersinar dan menyimpan sejuta bayangan, harapan jadi layang-layang di tengah topan

mencintai cinta seperti tak menyintainya, memimpikan mimpi seperti tak memimpikannya, mengharap harapan seperti tak berharap, dan mereka datang seperti tak pernah datang




Paul Celan
Fuga Maut

Susu hitam dini hari kami reguk saat senja
kami reguk siang dan pagi kami reguk malam
kami reguk dan reguk
kami gali kuburan di udara di sana orang berbaring tak berdesak
Seorang laki tinggal di rumah ia bermain dengan ular ia menulis
ia menulis ke Jerman kala senja tiba rambutmu kencana Margarete
ia menulisnya dan berjalan ke luar
dan bintang berkelip ia bersuit memanggil herdernya
ia bersuit memanggil Yahudinya dan menyuruhnya menggali kuburan di tanah
ia perintah kami ayo mainkan irama dansa

Susu hitam dini hari kau kami reguk malam
kau kami reguk pagi dan siang kau kami reguk senja
kami reguk dan reguk
Seorang lelaki tinggal di rumah dan bermain dengan ular ia menulis
ia menulis ke Jerman kala senja tiba rambutmu kencana Margarete
Rambutmu kelabu Sulamith kami gali kuburan di udara
di sana orang berbaring tak berdesak

Ia menghardik yang sini sekop lebih dalam yang sana ayo bernyanyi dan bermusik
dihunusnya pentungan besi dari ikat pinggang dan dibabitkan matanya biru
yang sini sekop lebih dalam yang sana ayo teruskan irama dansa

Susu hitam dini hari kau kami reguk malam
kau kami reguk siang dan pagi kau kami reguk senja
kami reguk dan reguk
seorang lelaki tinggal di rumah rambutmu kencana Margarete
rambutmu kelabu Sulamith ia bermain dengan ular

Ia menghardik ayo mainkan maut lebih merdu
maut adalah maestro dari Jerman
ia menghardik gesek biola lebih kelam
maka membumbunglah kalian sebagai asap ke udara
dan kalian akan punya kuburan di awan di sana orang berbaring tak berdesak

Susu hitam dini hari kau kami reguk malam
kau kami reguk siang maut adalah maestro dari Jerman
kau kami reguk senja dan pagi kami reguk dan reguk
maut adalah maestro dari Jerman matanya biru
ia kenai kamu dengan timah peluru kenai kamu tepat sekali
seorang lelaki tinggal di rumah rambutmu kencana Margarete
ia suruh herdernya mengejar kami ia hadiahi kami kuburan di udara
ia bermain dengan ular dan bermimpi maut adalah maestro dari Jerman

rambutmu kencana Margarete
rambutmu kelabu Sulamith

Margarete = nama perempuan Jerman
Sulamith = nama perempuan Yahudi
Fuga = istilah musik. Teknik komposisi dengan tema pokok yang divariasi dengan tema-tema sampingan. Dalam bahasa Latin “fuga” berarti  “pelarian diri”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar