Video ini adalah musikalisasi puisi saya berjudul 'Percakapan dalm Lumpur' yang digubah oleh kelompok musik Sarasvati asal Bandung. Gubahan ini sempat ditampilkan dalam ajang Bienalle Sastra Salihara bertajuk 'Sirkus Sastra' di Komunitas Salihara Jakarta pada Oktober 2013.
Percakapan
dalam Lumpur
ketika badai hujan
menerpa, kau tak perlu sembunyi, tak perlu menggali, hujan tak akan menggedor
dengan lembing gelegarnya di atas genting, pintu, dan jendela, bukankah tak ada
itu semua di rumah, hujan hanya merembes dan mengusap, seperti sapu tangan yang
menyesap keringat dan sisa isak, kau tak perlu berteduh, tak perlu, matahari
selepas badai tak akan mampu membakarmu, lengan apinya tak akan mencapaimu, dia
akan padam dibiakkan rerumput dan bebatuan, hanya menguapkan bebintik lembab
jadi hangat, seperti pelukan, tapi
mengapa kami tak bisa melihat apa-apa, ibu, apakah mata kami buta, ataukah
dunia gelap gulita, pandangan bisa menipu, bisa menipu, dengarlah: bulan
hitam menggelinding dihembus angin, beburung berayunan di bebayang rimbun
pohonan, kami tak lagi bisa mendengar,
ibu, seluruh suara telah kehilangan telinga, dengarlah dengan pikiranmu,
dengan pikiranmu dengarlah: bulan hitam menggelinding dihembus angin, beburung
berayunan di bebayang rimbun pohonan, pikiran, dimana pikiran kami, ibu, dimana
kami temukan pikiran, mata yang tak melihat, telinga yang tak mendengar, ini
kelapa bukan kepala, ibu, dunia ini tak seperti dunia itu, dengarlah dengan
pikiranmu jangan dengar pikiranmu dan lihatlah dunia baru di mana bulan hitam
menggelinding dihembus angin, burung berayunan di bebayang rimbun pohonan